Rabu, 21 Oktober 2009

ANALISIS RUMAH DOME di DESA NEW NGELEPEN


OLEH:
NICO PRATAMA



PENDAHULUAN

SEJARAH DESA NEW NGELEPEN

Desa New Ngelepen awalnya adalah desa yang bernama desa Ngelepen dusun Sengir. Pada awalnya Desa ini berada di daerah perbukitan. Namun karena terjadinya gempa bumi yang mengguncang Jogjakarta dan sekitarnya, wilayah kampung Ngelepen ini amblas, sehingga banyak sekali rumah-rumah yang hancur dan timbul banyak korban luka-luka maupun korban jiwa. Gempa ini berkekuatan 5,9 SR, sehingga sanggup meluluhlantahkan segalanya.

Gempa ini menyebabkan pergeseran tanah hingga 20m, dengan kedalaman 7-15m, dan panjang hingga 300m. Prof. Dr. Junici koseki(peneliti berkebangsaan Jepang) menyatakan bahwa tanah di sekitar Kab. Sleman memang stabil, sehingga sangat rawan terjadinya gempa. Untuk menghindari hal ini, maka warga masyarakat Ngelepen harus segera dievakuasi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lagi.

Untuk itu dibangunlah kampong New Ngelepen dengan desain menyerupai tempurung kelapa yang terbalik, tetapi tahan gempa dan cocok untuk daerah di sekitar Kab. Sleman yang labil dan gampang terkena gempa bumi.

Kampung ini diselesaikan dalam jangka waktu 1tahun, antara September 2006-April 2006. Kampung ini diresmikan pada tanggal 29April 2007 dengan total 80unit bangunan. Rinciannya 71unit untuk hunian dan 9unit fasilitas umum. Adapun fasilitas umumnya yaitu, Mushola, pendidikan, rumah kesehatan, dan 6MCK.

Kawasan ini dibangun di lahan seluas ± 2, 5 ha, yang merupakan tanah kas desa. Perumahan ini terbagi atas 6 kelompok/ blok (cluster), setiap kelompok terdiri atas 1 kamar mandi (servis area) komunal yang terletak di tengah, dikelilingi oleh 12 buah rumah dome. Setiap 1 blok servis area komunal ini terdiri atas 8-10 km/wc. Posisi pintu depan dan belakang rumah kubah tegak lurus dengan letak kamar mandi komunal.

Pintu gerbang utama (main entrance) terletak di tengah – tengah siteplan, membagi perumahan menjadi 2 sisi blok besar Barat dan Timur, setiap sisi terdiri atas 3 blok kecil kompleks perumahan. Lebar jalan utama 5 meter, sedangkan lebar jalan lingkungan 3,6 meter. Bangunan social umum, berupa : masjid, taman kanak-kanak, dan poliklinik terletak di sebelah utara tengah perumahan, tegak lurus dengan gerbang utama perumahan.





























URAIAN MASALAH

DESAIN RUMAH

Rumah dome adalah rumah yang didesain khusus untuk anti gempa. Bangunan yang didirikan dengan bantuan dari pemerintah Jepang dan Amerika Serikat ini didirikan dengan ukuran 7x7m di atas tanah seluas 9x18m. bangunan ini dibangun dengan sebuah cetakan yang berbentuk balon yang berukuran besar dan sanggup untuk mencetak 100unit rumah. Desain lantai juga disesuaikan dengan bentuk cetakan yaitu berbentuk lingkaran dengan ketebalan 20cm tanpa pondasi. Untuk 1unit rumah bernilai $4000 atau sekitar Rp 40.000.000,00 pada saat itu(tahun 2006). Rumah dengan desain seperti ini membuat warga merasa tidak nyaman, karena bentuk rumahnya yang terlalu sempit dan sangat berkebalikan dengan kondisi mereka yang rata-rata memiliki keluarga besar. Sehingga desain dome ini boleh dibilang sangat membatasi ruang gerak mereka. Selain itu pekarangan yang disediakan bagi mereka dirasa masih kurang untuk melakukan aktivitas mereka sehari-hari.


KULTUR BUDAYA

Masyarakat desa New Ngelepen mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dapat dilihat dengan luasnya areal persawahan di sekitar perkampungan New Ngelepen. Mayoritas para petani saat ini lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang mereka tempati saat ini. Sehingga sangat jauh berbeda dengan kehidupan mereka sebelum gempa bumi melanda desa mereka. Contohnya ialah pada saat mereka dulu masih menempati desa mereka dahulu mereka lebih sering menggunakan kayu bakar, tapi sekarang mau tidak mau mereka harus menggunakan kompor gas. Hal ini sangat memberatkan bagi penduduk desa New Ngelepen yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Karena penghasilan mereka sebagian besar hanya cukup untuk makan saja, sedangkan harga LPG sangat mahal bagi mereka. Contoh lainnya adalah masyarakat sekarang harus membiasakan diri menggunakan fasilitas MCK secara bersama-sama karena dome yang mereka tempati tidak cukup luas untuk menampung MCK di tiap-tiap dome.

Dahulu sebelum dome dibangun dan masih berbentuk konsep penawaran, masyarakat desa Ngelepen ditawari oleh pemerintah sebuah bantuan dengan 2 pilihan dan masyarakat harus memilih salah satunya. Bantuan yang ditawarkan oleh pemerintah yaitu, pemerintah memberikan uang tunai sebesar Rp 15.000.000,00 atau sebuah rumah siap huni. Masyarakat lebih memilih sebuah rumah, karena mereka merasa lebih diuntungkan apabila mereka diberi bantuan sebuah rumah yang sudah siap huni. Karena mereka tidak perlu lagi memikirkan bagaimana nanti memulai untuk membangun rumah, rincian biaya yang harus mereka tanggung nantinya, atau apabila nanti ternyata uang yang mereka miliki tidak cukup untuk membiayai sebuah rumah yang mereka bangun nantinya, mereka tidak perlu lagi pusing-pusing memikirkan bagaimana cara menambal kekurangan uang yang mereka miliki itu. Tetapi hal ini sempat membuat warga gusar karena rumah yang akan mereka tempati ternyata adalah sebuah rumah yang memiliki model dan bentuk yang berbeda dengan model dan bentuk rumah-rumah lainnya. Hal ini terjadi, karena sosialisasi yang kurang kepada masyarakat, sehingga masyarakat masih banyak yang tidak tahu mengenai model dan betuk rumah yang akan mereka tempati nantinya.

STATUS TANAH

Tentang status hak milik tanah yang mereka tempati, menurut SK Gubernur th.2008 tanah kas desa tidak dapat menjadi hak milik warga dan baru ada pembicaraan lebih lanjut setelah dalam masa 3 tahun menempatinya. Hal ini sangat meresahkan warga, karena tanah yang mereka tempati adalah tanah kas desa yang tidak dapat mereka tempati secara peermanen. Selain itu masa sewa mereka akan berakhir pada 1November 2009 mendatang.











TEORI

DESAIN RUMAH

Desain dome yang berbentuk seperti kubah atau lebih mudahnya seperti tempurung kelapa yang terbalik ini memang sangat efektif untuk menghindari runtuhnya bangunan akibat gempa. Hal ini terbukti dengan adanya gempa yang mengguncang Jawa Barat baru-baru ini yang sempat dirasakan dampaknya oleh warga, tetapi efek gempa tidak dirasakan oleh warga yang tinggal di dalam dome. Meskipun dirasakan, tetapi hanya goncangan kecil saja yang terasa. Jadi tidak membuat warga ketakutan atau khawatir rumahnya akan roboh.

Desain rumah ini sangat memberikan manfaat yang besar bagi warga desa New Ngelepen, karena mereka tidak perlu takut lagi rumah mereka akan roboh karena guncangan gempa. Meskipun nantinya mungkin bisa roboh, tetapi prosentase kemungkinan robohnya sangat kecil bila dibandingkan dengan rumah biasa.

KULTUR BUDAYA

Jika melihat kultur budayanya, mungkin desain rumah dome ini kurang cocok dengan warga masyarakat New Ngelepen yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani.

STATUS TANAH

Seperti diuraikan pada uraian masalah di atas tentang kepemilikan tanah di lokasi desa New Ngelepen, telah diatur di dalam SK Gubernur tahun 2008, bahwa tanah kas tidak dapat menjadi hak milik warga yang menempatinya. Namun hal ini hanya berlangsung 3tahun saja, karena setelah jangka waktu terlewati, maka akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut. Setelah mengetahui peraturan tersebut, masyarakat menjadi lebih lega karena masih berkesempatan untuk mempunyai hak milik tanah tersebut.




HASIL

Dengan adanya desain dome ini masyarakat menjadi lebih tenang jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi. Karena dengan adanya desain rumah seperti ini kemungkinan robohnya bangunan menjadi lebih kecil, sehingga timbulnya korban luka-luka maupun korban jiwa juga menjadi lebih kecil. Namun desain rumah yang terlalu kecil ini membuat warga menjadi kurang nyaman. Menurut saya seharusnya desain rumah ini dibuat lebih tinggi lagi jika luas tanah yang disediakan hanya demikian. Sehingga masyarakat bias memiliki ruang gerak yang lebih luas lagi dan tidak perlu mengeluhkan sempitnya dome lagi. Apalagi bagi mereka yang memiliki keluarga besar, mereka tidak perlu lagi mengeluhkan kurangnya kamar tidur untuk keluarga mereka.

Masyarakat juga sering mengeluhkan tentang kurangnya lahan yang mereka miliki untuk kandang bagi piaraan mereka. Padahal kebutuhan akan kandang sangat utama bagi para petani tersebut, karena tanpa adanya kandang tersebut maka para petani tersebut tidak akan dapat memelihara piaraan mereka. Hewan piaraan yang mereka piara rata-rata untuk menghasilkan penghasilkan pendapatan mereka. Untuk menyelesaikan masalah ini, seharusnya pemerintah menyediakan satu dome atau lebih khusus untuk hewan piaraan, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mencari solusi ini mengingat kondisi mereka yang masih seperti ini. Untuk mengatasi hal ini, untuk sementara masyarakat membuat kandang yang berbentuk rumah seperti pada umumnya, sehingga mereka harus menyisihkan sejumlah uang untuk biaya pembuatan kandang tersebut.

Mengenai status hak milik tanah, masyarakat mungkin saat ini bisa bernafas lebih lega, karena masih ada waktu 2tahun lagi untuk dapat mempunyai hak milik tanah tersebut. Namun hal itu harus ada yang membantu warga desa New Ngelepen agar mereka dapat menempati wilayah dome secara permanen. Sehingga harus ada campur tangan dan bantuan dari beberapa pihak agar hal tersebut dapat terealisasi. Karena jika hal tersebut tidak terealisasi, maka akan dikemanakan warga masyarakat ini. Menurut SK Gubernur tahun 2008, untuk menjadikan tanah kas menjadi hak milik, terdapat 5 celah untuk mendapatkannya, yaitu:

 Pihak Pemerintah Pusat
 Pihak Pemda
 BUMN
 BUMD
 Lembaga yang berbadan Hukum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar